Search This Blog

Thursday, June 1, 2017

PENGELUARAN AGREGAT


Yang akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
  • Pengertian output dan pengeluaran agregat.
  • Menjelaskan komponen-komponen pengeluaran agregat pada perekonomian tertutup seperti konsumsi, tabungan, investasi, dan beberapa hal yang mempengaruhi besarnya pengeluaran agregat.
  • Menjelaskan penentuan pendapatan nasional keseimbangan pada peekonomian tertutup. Dan multiplier pendapatan nasional.

Output Agregat atau Pendapatan Agregat

Pengertian output agregat adalah jumlah seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian pada suatu periode tertentu. Pendapatan agregat adalah total pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi pada suatu periode tertentu.
Output atau pendapatan agregat (Y) adalah istilah kombinasi yang digunakan untuk mengingatkan kembali persamaan antara output agregat dan pendapatan agregat.
Sedangkan pengertian output riil yaitu output yang didasarkan kepada jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang di produksi bukan berdasarkan sirkulasi nilai uangnya.

Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (Y, C, S)
Sebuah rumah tangga dapat melakukan dua hal dengan pendapatan yang dimilikinya yaitu rumah tangga tersebut dapat membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dapat di konsumsi. Atau rumah tangga tersebut dapat menabungkan pendapatannya.
Pengertian tabungan adalah bagian dari pendapatan rumah tangga yang tidak di konsumsi dalam suatu periode tertentu. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan identitas sebagai berikut:

S = Y – C

Dimana : S adalah tabungan rumah tangga
Y adalah pendapatan rumah tangga
C adalah konsumsi rumah tangga
Yang dimaksud dengan tabungan, bukanlah tabungan yang terakumulasi
dengan pendapatan pada periode tertentu yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah bagaimana keputusan rumah tangga menentukan berapa banyak atau berapa besar pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi barang dan jasa dalam periode tertentu. Konsumsi agregat adalah seluruh jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

Beberapa hal yang menentukan konsumsi agregat antara lain adalah:
1. Pendapatan rumah tangga
2. Kekayaan rumah tangga
3. Tingkat suku bunga
4. Harapan-harapan rumah tangga terhadap masa depan

Perubahan fungsi konsumsi dapat berupa perubahan sepanjang kurva tersebut dan perubahan dalam bentuk pergeseran kurva konsumsi. Perubahan sepanjang kurva konsumsi sebagai pengaruh dari pendapatan rumah tangga. Sementara pergeseran kurva konsumsi dipengaruhi oleh kekayaan, tingkat harga, tingkat suku bunga, dan harapan runah tangga terhadap pendapatan masa depan.
Kenaikan kekayaan rumah tangga akan menggeser kurva konsumsi ke atas. Artinya, semakin besar kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga pengeluaran konsumsinya akan semakin tinggi, dan sebaliknya.
Jika tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan bentuk uang yang tetap menyebabkan konsumsi rumah tangga akan turun atau bergeser ke bawah. Sebaliknya jika tingkat harga turun dengan kekayaan uang yang jumlahnya tetap, konsumsi akan naik atau bergeser ke atas.

Pengaruh tingkat suku bunga semakin tinggi tingkat suku bunga, kecenderungan menabung akan meningkat sehingga pengeluaran konsumsi akan menurun. Kurva konsumsi bergeser ke kanan. Dan sebaliknya jika tingkat suku bunga turun kecenderungan menabung juga turun konsumsi akan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan pergeseran kurva konsumsi ke atas.

Harapan terhadap masa depan terutama harapan terhadap pendapatan di masa depan. Jika harapan penerimaan pendapatan di masa depan besar maka konsumsi akan naik atau kurva konsumsi bergeser ke atas. Dan sebaliknya jika harapan memperoleh pendapatan di masa depan turun maka pengeluaran konsumsi juga akan turun atau kurva konsumsi bergeser ke bawah.
Menurut Keynes, konsumsi rumah tangga secara langsung berhubungan dengan pendapatan rumah tangga.

Pengertian fungsi konsumsi adalah hubungan antara konsumsi dan pendapatan yang dapat dijelaskan pada gambar 4.1
Pada gambar tersebut terlihat bahwa fungsi konsumsi sebuah rumah tangga menunjukkan tingkat konsumsi pada setiap tingkat pendapatan rumah tangga.

Dari gambar tersebut Y adalah ouput agregat (income), C adalah konsumsi, b adalah kemiringan (slope) daripada garis yang menunjukkan perubahan konsumsi sebagai akibat perubahan pendapatan. Dimana C diukur oleh sumbu tegak dan pendapatan (Y) diukur oleh sumbu datar. dapat disebut Marginal Propensity to Consume (MPC).
Konsumsi rumahtangga (C)
Pendapatan rumah tangga (Y)
Untuk menyederhanakan kita asumsikan bahwa titik di dalam fungsi agregat bila dihubungkan dengan pendapatan, maka bentuk fungsi konsumsinya adalah garis lurus.
Dimana:
C = a + bY

 

Arah dari fungsi konsumsi yaitu b disebut pula sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC) yang merupakan perubahan konsumsi akibat perubahan pendapatan. Nilai dari MPC selalu positif tetapi lebih kecil dari 1.
Jika fungsi konsumsi agregat dinyatakan dengan C = 100 + 0,75Y maka fungsi tersebut dapat digambarkan dalam gambar 4.3.

 

Gambar 4.3 Kurva Fungsi Konsumsi Agregat (C = 100 + 0,75Y)
Dari gambar 4.3 tersebut jika pendapatan nasional sama dengan 0 maka konsumsi sebesar Rp 100 miliar atau ini yang disebut a. Setiap kenaikan pendapatan Rp 100 miliar konsumsi akan mengalami kenaikan Rp 75 miliar menjadi seperti gambar 4.4.
Gambar 4.4 Fungsi Konsumsi Agregat Setelah Perhitungan
 

Sebagaimana disebutkan di bagian muka pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan. Bagian dari perubahan pendapatan yang digunakan untuk tabungan disebut Marginal Propensity to Save (MPS).

MPC + MPS = 1
Persamaan umum fungsi tabungan adalah:
S = -a + (1-b)Y
berdasarkan contoh pada fungsi tabungan di atas S = -100 + 0,25Y. Fungsi tabungan ini tampak pada gambar 4.5.

 Investasi
Investasi merupakan pembelian-pembelian oleh perusahaan-perusahaan dalam bentuk gedung-gedung baru, peralatan baru, penambahan persediaan, dan bentuk lain dari stok modal.
Sebuah komponen dari investasi yaitu perubahan persediaan ditentukan oleh berapa banyak rumah tangga yang memutuskan untuk membeli dan hal tersebut di luar pengawasan perusahaan. Perubahan persediaan dapat dihitung sebagai berikut:
Perubahan Persediaan = Produksi – Penjualan

Merencanakan Investasi (I)
Merencanakan investasi adalah tambahan stok kapital atau persediaan yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan. Investasi aktual adalah jumlah aktual dari investasi termasuk perubahan persediaan yang tidak direncanakan oleh perusahaan.
 

Investasi direncanakan, I (miliaran rupiah)
Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
Dari gambar 4.6 kita asumsikan sebuah investasi yang tetap. Investasi tersebut tidak tergantung pada pendapatan berapa pun pendapatan investasi tidak mengalami perubahan. Ketika suatu variabel seperti investasi yang direncanakan tidak tergantung kepada tingkat perkembangan ekonomi disebut sebagai variabel investasi otonom.

Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE)
Untuk menentukan besarnya pengeluaran agregat (AE) kita tambahkan pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi yang
Pengeluaran agregate direncanakan, C+I (miliaran rupiah) direncanakan (I) pada setiap tingkat pendapatan. Dalam ekonomi makro yang dimaksud keseimbangan di pasar barang adalah titik di mana pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan agregat output.

Keseimbangan:
Pengeluaran agregat direncanakan AE = C + I
Keseimbangan: Y = AE, atau Y = C + I
Ketidakseimbangan:
Y > C + I
Output agregat > Pengeluaran agregat direncanakan
Persediaan Investasi lebih besar daripada yang direncanakan.
Investasi aktual lebih besar daripada yang direncanakan.
C + I > Y
Pengeluaran agregat direncanakan > Output agregat
Persediaan Investasi lebih sedikit daripada yang direncanakan.
Tidak ada persediaan untuk investasi yang direncanakan.

 
Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah)
Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
Turunnya investasi yang tidak direncanakan: output meningkat
Meningkatnya investasi yg tidak direncanakan: output turun
Pengeluaran agregat direncanakan (AE = C + I)
Titik Keseimbangan Y= C+ I


Pengeluaran Agregat yang direncanakan dan Mencari Equilibrium
(semua dalam miliaran Rupiah) Berdasarkan Hitungan C=100+75Y
Output Agregate (Pendapatan)
Konsumsi Agregate
Investasi Direncanakan
Pengeluran Aggregate Direncanakan (AE)
Perubahan Investor Yang Tidak Direncanakan
Mengemukan keseimbangan agregat output dengan pengeluaran agregat (Y = AE) secara aljabar

Jika diketahui:
(1) Persamaan identitas output agregat: Y = C + I
(2) Fungsi konsumsi: C = 100 + 0,75Y
(3) Fungsi investasi: I = 25

Carilah besarnya nilai output keseimbangan!
Caranya:
Substitusikan persamaan Tidakmor (2) dan (3) ke dalam persamaan (1).
Akan diperoleh: Y = 100 + 0,75Y + 25
Y – 0,75Y = 100 + 25
Y – 0,75Y = 125
0,25Y = 125
Y = 500
Dari perhitungan aljabar di atas keseimbangan output agregat dan pengeluaran agregat ketika output agregat (pendapatan agregat, Y) sebesar 500. Pendekatan yang kedua untuk mendapatkan keseimbangan output dengan menggunakan persamaan S = I, yaitu output agregat akan menjadi sama dengan pengeluaran agregat hanya jika tabungan = investasi yang direncanakan (S = I). Dengan perhitungan sebagai berikut:
S – 100 + 0,25Y = 25
0,25 Y = 125
Y = 500


Pada gambar 4.9 saat Y = 500 menunjukkan nilai S = I.
Gambar 4.9 Kurva S = I

Multiplier (Pengganda)
Suatu penambahan investasi akan menyebabkan output mengalami kenaikan. Tambahan investasi meningkatkan pendapatan, menaikkan konsumsi dan tabungan. Multiplier dari investasi otonom digambarkan sebagai pengaruh dari investasi awal di dalam produksi, pendapatan, pengeluaran konsumsi, dan keseimbangan pendapatan.
Besar kecilnya koefisien multiplier tergantung pada kemiringan (slope) dari garis pengeluaran agregat yang direncanakan.
MPS dapat dituliskan sebagai berikut:

Karena ΔS harus sama dengan ΔI sehingga dapat disubstitusikan ΔI untuk ΔS, sehingga persamaannya menjadi:
Di mana:
 
Contoh mulitiplier jika diketahui fungsi konsumsi C=100+0,75Y, investasi otonom periode pertama sama dengan 25. Investasi pada periode kedua sama dengan 35. Carilah perubahan output (income) agregat akibat perubahan besarnya investasi dari periode pertama ke periode kedua.
Jawab:

 

Paradoks Hemat
Yaitu suatu gejala di mana rumah tangga-rumah tangga merencanakan untuk menabung dari pendapatannya dalam jumlah yang besar. Hal ini akan menurunkan konsumsi dan menurunkan pengeluaran agregat sehingga pendapatan agregat akan turun pula. Pada akhirnya masyarakat akan mengkonsumsi lebih rendah dan tidak mampu menabung dalam jumlah yang besar.
Pengeluaran agregat pada perekonomian Indonesia berdasarkan harga konstan di mana pengeluaran agregat mengikuti model perekonomian tertutup meliputi variabel konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi swasta, perkembangannya selama tahun 2000-2008 sebagai berikut:

No comments:

Post a Comment

SOAL UAS GENAP EKONOMI MAKRO

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan Inflasi dan pengangguran? Jawaban Pengangguran dan inflasi merupakaan permasalahan ekonomi...