Search This Blog

Monday, July 22, 2019

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR


Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Kegiatan pemerintah menimbulkan dua aliran pembayaran yaitu pajak yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan dan rumah tangga kepada pemrintah dan pengeluaran pemerintah. Kedua bentuk aliran pengeluaran atau pendapatan ini mengubah pola aliran pusingan dalam perekonimian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor. Oleh karena itu, ekonoi tiga sektor dinamakn juga sebagai ekonoi tertutup.
          Dengan adanya pengeluaran pemerintah (G) maka pengeluaran agregat dalam perekonomian meliputi tiga komponen, yaitu AE = C + I +G. Dengan perubahan ini syarat untuk mencapai keseimbangan dalam ekonomi tiga sektor adalah Y = C + I + G. Pajak menyebabkan bocoran dua komponen, yaitu S + T, dan suntikan juga terdiri dari komponen, yaitu I + G. Maka, syarat lain untk mencapai keseimbangan dalam kegiatan ekonomi negara adalah S + T = I + G.
          Pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan menurut berbagai cara. Cara yang pertama adalah membedaknnya dengan pajak langsung dan pajak tak langsung. Cara yang lain adalah membedakaan antara pajak regresif, pajak proposional dan pajak progesif. Dalam kenyataannya, pajak yang selalu digunakan berbagai negara adalah pajak progesif. Dalam teori makroekonomi, yang selalu digunakan dalam analisis adalah pajak regresif dan pajak proposional.
          Dalam analisis mengenai keseimbanan pendapatan nasional, yang dimaksudkan dengan pengeluaran pemerintah adalah keseluruhan pengeluaran yang dilakukannya, yaitu pengeluaran yang meliputi konsumsi dan investasi. Faktor-faktor yang menentukan pengeluaran pemerintah adalah prospek pendapatan dari pajak pendaptan dan pendapatan pemritah lain, keadaan ekonomi masa kini dan masalah ekonomi yang dihadapi, pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan keadaan ekonomi. Pengeluaran pemerintah digolongkan sebagai pengeluaran otonomi oleh karena jumlahnya tidak berkaitan langsung dengan pendapatan nasioanal.
          Pajak akan mempengaruhi pengeluaran agregat melalui efeknya atas pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pajak akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tnagga. Dalam analisis dapat ditunjukkan dua bentuk efek pajak atas konsumsi dan tabungan, yaitu efek yang diakibatkan oleh pajak tetap dan efek yang diakibatkan oleh pajak proposional :
i.          Efek pajak tetap T =  ; dimisalkan fungsi konsumsi adalah C = a + b
Fungsi konsumsi dan tabungan sebelum pajak :
a.     = a + bY
b.     = -a + (1 – b)Y
Fungsi konsumsi dan tabumgam sesudah pajak :
a.     = a -  + bY
b.     = -a – (1 – b)  = -a + (1 - b)Y
          Kesimpulan :
a.    - =  = MPC x Pajak
b.     - = (1 – b) = MPS x Pajak
ii.         Efek pajak T = tY : dimisalkan fungsi konsumsi asal adalah      C = a + b
Fungsi konsumsi dan tabungan sebelum pajak
a.     = a + bY
b.     = -a + (1 – b)Y
Fungsi konsumsi dan tabumgam sesudah pajak :
a.     = a +
b.     = -a – (1 – b)  (1 - t)Y
Kesimpulan :
a.    - = btY = MPC x Pajak
b.     - = (1 – b) tY = MPS x Pajak
Secara grafik efek pajak ke atas fungsi konsumsi, fungsi tabungan adalah ditunjukkan di bawah ini


Keseimbangan pendapatan nasional dapat ditunjukkan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran agregat penawaran agregat (atau Y = C + I +G), dan pendekatan suntikan-bocoran (I + G = S + T). Secara grafik keseimbangan tersebut adalah seperti yang  ditunjukkan di atas (untuk pajak tetap dan proposional). Multiplier dlam ekonomi tiga sektor dapat dibedakan kepada dua jenis adalah multiplier dalam sistem pajak tetap dan multiplier dalam sistem pajak proposional.
Dalam sistem pajak tetap, multiplier adalah sama dengan multiplier dalam ekonomi dua sektor, yaitu :
          Mtp = 1/1-b
Dalam sistem pajak proposional multiplier dapat dihitung dengan formula berikut :
          Mtp = 1/1-b (1-t)
Apabila sepenuhnya diatur oleh pasaran bebas, perekonomian negara tidak akan dapat secara terus menerus mencapai kesempatan kerja penuh, tingkat naik-turun kegiatan ekonomi adalah besar atau tingkat ketidakstabilannya tinggi, dan tidak dapat mengalami pertumbuhan yang selalu teguh dalam jangka panjang. Dibandingkan dengan tingkat kesempatan kerja penuh, kegiatan ekonomi yang sebenarnya dapat mencapai salah satu dari tiga keadaan berikut : (i) pengeluaran agregat rendah dan pengangguran berlaku, (ii) pengeluaran agregat terlalu tinggi dan melebihi tingkat kesempatan kerja penuh sehingga menyebabkan inflasi, dan (iii) pengeluaran agregat adalah sama dengan yang diperlukan untuk mencapai kesempatan kerja penuh dan pengangguran hanya meliputi pengangguran normal.
Pemerintah dapat menimbulkan pengaruh yang penting ke atas pencapaian kegiatan ekonomi. Melalui kebijakan pemerintah, pengeluaran agregat dapat dipengaruhinya, yaitu : meningkatkan pengeluaran agregat pada waktu pengangguran atau mengurangi pengeluaran agregat pada waktu inflasi, usaha dalam akan menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu menjadi lebih stabil dan dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi akan berjalan dengan lebih pesat.
Salah satu cara untuk mempengaruhi pengeluaran agregat adalah dengan melaksanakan kebijakan fiskal, yaitu langkah-langkah pemerintah dalam perpajakan dan pengelurannya untuk mempengaruhi tingkat kegitan ekonomi. Dasar fiskal dibedakan kepada penstabil otomatik dan daar fiskal diskresioner.
Jenis-jenis penstabil otomatik yang utama adalah :

  • a.    Pajak proposional dan pajak progresif
  • b.    Program asuransi pengangguran
  • c.    Sistem harga minimum

No comments:

Post a Comment

SOAL UAS GENAP EKONOMI MAKRO

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan Inflasi dan pengangguran? Jawaban Pengangguran dan inflasi merupakaan permasalahan ekonomi...