Search This Blog

Sunday, February 12, 2017

PEREKEMBANGAN TEORI EKONOMI MIKRO DAN MAKRO

A. Teori Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
Di dalam buku yang pertama (Teori Ekonomi Mikro; Suatu Pengantar), telah dijelaskan bahwa titik awal perkembangan ilmu ekonomi modern dianggap dimulai pada saat Adam Smith (1723-1790) menerbitkan bukunya yang berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai Wealth of Nations (1776).
Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan serba teratur, system ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri (self adjustment), karena ada kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan-tangan tak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa yang sederhana, tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran. Adam Smith sangat percaya bahwa mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien, jika ikut campur dalam perekonomian.

Para ekonomi klasik begitu yakin akan keampuhan mekanisme pasar? Jawabannya terletak pada asumsi-asumsi yang melatarbelakangi model mekanisme pasar tersebut. Asumsi-asumsi tersebut adalah struktur pasar merupakan persaingan sempurna; informasi sempurna dan simetris; input dan output adalah homogeny; para pelaku ekonomi bersifat rasional dan bertujuan memaksimumkan kegunaan atau keuntungan. Untuk lebih memperdalam pengertian Teori Ekonomi Klasik (Teori Klasik), ada dua asumsi penting yang harus ditambahkan.
Asumsi pertama adalah proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat tercapai seketika itu juga. Pasar adalah institusi yang tak terbatasi waktu dan tempat (timeless of exchange). Asumsi kedua adalah tidak ada penggunaan uang untuk tujuan spekulasi. Asumsi tersebut dikenal sebagai asumsi netralitas uang (money neutrality) yang mempunyai konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price flexibility). Asumsi tersebut juga dikenal sebagai pemisahan antara sektor moneter dengan sektor riil oleh teori klasik (classical dichotomy).
Asumsi-asumsi klasik mempunyai konsekuensi bahwa proses pertukaran adalah satu-satunya cara untuk saling berineraksi. Akibatnya fokus pembahasan klasik adalah sektor analisis perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Teori klasik identik dengan teori ekonomi mikro. Karena berdasarkan hokum say permintaan relative tidak terbatas, maka masalah sentral perekonomian adalah penawaran, baik penawaran input maupun output. Karena itulah ilmu ekonomi klasik juga dikenal sebagai ilmu ekonomi yang sangat menekan sisi penawarannya (supply side economics).

B. Revolusi Keynes: Lahirnya Teori Ekonomi Makro
Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa sebelum depresi besar adalah perilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis keseimbangan umum (general equilibrium), digunakan model Walras (Walrasian economics). Dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang setiap perilaku ekonomi yang terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme pasar akan memperoleh keuntungan. Posisi keseimbangan masing-masing individu makin membaik mengakibatkan masyarakat dalam perekonomian makin makmur dan adil. Kemakmuran muncul karena makin tingginya produktivitas manusia. Sedangkan produktivitas yang membaik adalah buah dari persaingan yang memaksa manusia melakukan spesialisasi.
Yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran tentang keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan teori klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis (utopian)dan terlaluditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran.
Pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulakan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi empiris. Dengan demikian terjadi perubahan/ penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi juga menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.




No comments:

Post a Comment

SOAL UAS GENAP EKONOMI MAKRO

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan Inflasi dan pengangguran? Jawaban Pengangguran dan inflasi merupakaan permasalahan ekonomi...