Baik ilmu ekonomi mikro maupun ekonomi makro pada hakikatnya adalah ilmu ekonomi, karenanya substansi pembahasan kedua cabang ilmu ekonomi tersebut adalah masalah kelangkaan; Bagaimana manusia sebagai individu yang rasional dan juga sebagai makhluk social mencoba mengatasi masalah kelangkaan. Pembedaan (bukan pemisahan) mikro-makro hanyalah menunjukan pembedaan tekanan pembahasan. Dalam ilmu ekonomi mikro, fokus analisisnya adalah perilaku indiviu seperti perusahaan (produsen), tenaga kerja dan konsumen dalam konteks yang lebih terbatas (industry). Sementara dalam ekonomi makro, fokus pembahasannya adalah bgaimana perilaku para agen ekonomi dalam konteks agregat (keseluruhan).
Kedua cabang ilmu ekonomi tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu melihat apakah sudah terjadi alokasi sumber daya ekonomi yang efisien atau belum.
1. Masalah Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga yang bersifat umum dan terus-menerus. Kenaikan harga baru dikatakan inflasi jika terjadi secara umum dan bersifat terus-menerus. Naiknya harga beras tidak akan memicu inflasi jika harga komoditas-komoditas lain tidak naik, dan atau jika kenaikan harga beras tidak terjadi terus-menerus. Dari sisi teori ekonomi, gejala inflasimenunjukan terjadinya kelebihan permintaan (excess demand) di tingkat makro. Dalam arti, dari gejala inflasi dapat disimpulkan bahwa seluruh atau hampir seluruh industry dalam perekonomian mengalami kelebihan permintaan.
Dari definisinya dapat dimaklumi mengapa inflasi menjadi fokus utama analisis ekonomi makro. Sebab gejala inflasi menunjukan inefisiensi perekonomian secara keseluruhan.
2. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi yang bertumbuh adalah ekonomi yang titik keseimbangan antara permintaan agregat (jumlah permintaan total terhadap barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode tertentu) dan penawaran agregatnya (jumlah produksi total barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode tertentu) makin baik disbanding periode sebelumnya.
3. Masalah Pengangguran
Yang dimaksud dengan penganggur adalah angkatan kerja (orang yang mencari kerja) tetapi tidak mendapat pekerjaan (seperti yang diinginkan). Tingkat pengangguran selama satu periode tertentu biasanya dinyatakan dalam nilai persen dari angkatan kerja. Angka pengangguran 10% angkatan kerja tidak memperoleh pekerjaan. Secara teoteris angka pengangguran yang masih dapat ditolerir adalah sekitar 4-5% per tahun. Angka pengangguran yang lebih dari 5% akan membwa dampak politis yang besar berupa hilangnya kepercayaan kepada pemerintah dan krisis social. Secara ekonomi, tingkat pengangguran yang tinggi mempunyai arti bahwa alokasi sumber daya manusia masih belum adil dan atau efisien, karena masih begitu banyaknya SDM yang tidah terpakai.
4. Interaksi Dengan Perekonomian Dunia
Dewasa ini tidak ada satu Negara pun yang dapat berdiri sendiri dalam upaya lebih menyejahterakan rakyatnya. Karena itulah kerja sama ekonomi internasional, terutama perdagangan antarnegara, harus dilakukan. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kerja sama tersebut mempengaruhi siklus perekonomian atau siklus bisnis (business cycle). Tenggang waktu siklus ekonomi sangat tergantung pada factor-faktor yang memengaruhinya. Untuk siklus jangka pendek, biasanya lebih disebabkan oleh perubahan musim. Jangka panjang lebih disebabkan oleh perubahan tatanan social politik dan kebudayaan.
Siklus ekonomi mendapat perhatian yang penting dalam teori ekonomi makro, karena dampak-dampak yang ditimbulkannya. Misalnya resesi ekonomi yang berkepanjangan akan menjerumuskan perekonomian ke keadaan depresi. Sebaliknya ekspansi yang berkepanjangan juga akan menyulut inflasi, kemandekan ekonomi, dan akhirnya juga resesi. Upaya-upaya yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi siklus ekonomi disebut kebijakan antisiklus (anti-cycle policies).
5. Peranan Pemerintah
Berbeda dengan ekonomi mikro, dalam ekonomi makro pembahasan peranan pemerintah dalam perekonomian mempunyai porsi yang relative besar. Kebijakn moneter adalah kebijakan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik (diinginkan) dengan cara mengubah-ubah jumlah uang beredar. Kebijakan fiscal adalah kebijakan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik (diinginkan) dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Di dalam analisis tersebut tercakup juga kebijakan moneter dan fiscal dalam perekonomian yang terbuka (open economy), yaitu perekonomian yang melakukan transaksi ekonomi dengan perekonomian lain (dunia).
No comments:
Post a Comment