Aliran-aliran Pemikiran Dalam Teori Ekonomi Makro
Teori ekonomi makro lahir dari kritik Keynes terhadap Teori Ekonomi Kalsik. Sebaliknya, kritik Keynes mendapat tanggapan dari kaum klasik sehingga melahirkan aliran pemikiran yang dikenal sebagai Moneteris (Monetarism). Begitu seterusnya saling perdebatan anata kaum penerus ajaran klasik dengan para penerus ajaran Keynes (Keynesian).
Kendatipun teori-teori ekonomi makro begitu banyak jumlahnya, namun semuanya berakar pada dua aliran pemikiran, yaitu klasik dan Keynes (Keynesian). Perbedaan mendasar antara klasik dan Keynesian sebenarnya hanya terletak pada perbedaan pandangan mereka tentang pasar dan fungsi uang.
a). Aliran KlasikMenurut Keynes, Teori Ekonomi Klasik merupakan akumulasi pengetahuan dari sejak Adam Smith sampai A.C.Pigou (1877-1959).
Pandangan Aliran Klasik tentang Pasar
Menurut aliran Klasik, kseimbangan perekonomian berpondasikan pada keseimbangan individu (konsumen, produsen). Para individu mencapai keseimbangannyabila seluruh sumber dayanya habis digunakan/ dikonsumsi dalam rangka mencapai target maksimal (prinsip maksimalisasi hasil), atau target yang ditetapkan tercapai dengan biaya minimal (prinsip minimalisasi biaya). Agar baik konsumen maupun produsen dapat mencapai keseimbangan, mereka harus melakukan pertukaran lewat pasar, dalam hal ini adalah pasar input dan pasar output (barang-jasa).
Karena itu harga yang terbentuk merupakan interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran. Karenanya juga harga yang terbentuk merupakan harga keseimbangan. Bila terjadi permintaan atau penawaraan, maka kekuatan permintaan dan penawaran berinteraksi kembali, sehingga tebentuk harga keseimbangan yang baru (harga bergerak dengan sangat fleksibel), dengan catatan bahwa proses interaksi tersebut dapat berjalan seketika itu juga.
Pandangan Aliran Klasik tentang Uang
Bagi kaum klasik, peranan uang tidak lebih sebagai alat transaksi (medium of exchange). Karena itu uang tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel-variabel riil (ouput dan kesempatan kerja). Dengan kata lain, ada dikotomi (pemisahan) antara sektor riil dengan sektor moneter. Dikotomi inilah yang disebut dikotomi klasik (classical dichotomy).
Implikasi dari pandangan klasik tentang uang adalah tidak diperlukannya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian, sebab fleksibilitas harga akan mendorong terjadinya alokasi sumber daya yang efisien. Dalam perkembangan selanjutnya (sebagai respons terhadap kritikan kaum Keynesian), ada dua pandangan ekstrem tentang perlu tidaknya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian. Pandangan ini misalnya diwakili oleh aliran klasik yang terbaru, yaitu aliran siklus ekonomi riil (real business cycle). Pandangan yang lain adalah pandangan yang masih dapat menerima peranan pemerintah. Misalnya aliran moneter (Monetarism) masih dapat menerima campur tangan pemerintah, selama hanya melalui kebijakan moneter.
Pandangan Keynesian tentang Pasar
Para pembela ajaran Keynes mempunyai pandangan tentang pasar yang berbanding terbalik dengan kaum klasik. Menurut kaum Keynesian, pasar, dalam kenyataannya, tidaklah seperti yang dibayangkan kaum klasik, di mana struktur pasar cenderung monopolistic, informasi tidak sempurna dan asimetris. Sementara input dan output yang monopolistic, informasi tidak sempurna dan asimetris. Sementara input dan output yang dipertukarkan juga heterogen. Kondisi ini menyebabkan harga cenderung kaku (rigid), dalam arti sulit berubah dalam waktu seketika. Kekakuan harga (price rigidities) menyebabkan pasar tidak mampu melakukan keseimbangan (non-market clearing). Akibatnya, gangguan-gangguan perekonomian cenderung untuk memunculkan resensi.
Pandangan Keynesian tentang Uang
Keynes mewariskan pandangan yang revolusioner tentang uang. Menurutnya uang bukan hanya sekedar alat transaksi (medium of exchange), tetapi juga sebagai penyimpan nilai (store of value). Fungsi penyimpan nilai inilah yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat memperoleh keuntungan melalui tindakan spekulasi. Karena itu uang tidak bersifat netral, dalam arti uang dapat memengaruhi variabel-varibel riil (output dan kesempatan kerja). Dengan demikian dikotomi klasik menjadi tidak relevan.
Implikasi pendangan Keynes (Keynesian) adalah diperlukannya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian, baik melalui kebijakan fiscal meupun kebijakan moneter.
No comments:
Post a Comment