Search This Blog

Thursday, June 1, 2017

NERACA PEMBAYARAN, NILAI TUKAR MATA UANG DAN KESEIMBANGAN EKONOMI EMPAT SEKTOR



Yang akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
  • Mengetahui tentang neraca pembayaran dan berbagai transaksi
  • Mengetahui tentang impor dan ekspor serta efek umpan balik dari perdagangan
  • Memahami hubungan perekonomian terbuka dengan nilai tukar mata uang yang flexibel 
  • Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang
  •  Memahami hubungan nilai tukar mata uang dan neraca perdagangan
Ketika orang-orang dari negara yang berbeda melakukan jual beli, terjadilah pertukaran mata uang. Nilai tukar mata uang adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Dengan kata lain merupakan perbandingan di mana dua mata uang saling dipertukarkan.

Dalam beberapa hal yang menyebabkan pertukaran mata uang yang berbeda, ada perdagangan yang dilakukan oleh dua negara. Karena setiap negara melakukan spesialisasi dalam produksi barang, terjadi keunggulan komparatif yang membuat perdagangan menjadi saling menguntungkan.

Pertukaran mata uang internasional harus diatur dengan sebuah cara yang memungkinkan kedua pihak yang melakukan transaksi menggunakan mata uang milik mereka sendiri. Pada abad sebelumnya, hampir semua mata uang dinilai dengan emas, yang memiliki nilai tetap berdasar berat emas dalam satuan ons. Nilai dari ukuran berat emas inilah yang akan menentukan nilai uang dalam perdagangan internasional. Atau dapat disebut sebagai nilai tukar mata uang.

Neraca pembayaran merupakan catatan dari transaksi yang dilakukan suatu negara atas perdagangan internasional untuk barang, jasa dan aset. Neraca pembayaran juga merupakan catatan sumber-sumber (penawaran) dan penggunaan (permintaan) mata uang asing. Yang disebut dengan mata uang asing diartikan sebagai mata uang yang berbeda dengan mata uang domestik suatu negara tertentu.

Transaksi berjalan sebuah negara adalah penjumlahan dari:
  • Ekspor netto (ekspor dikurangi impor)
  • Pendapatan bersih yang diperoleh dari investasi luar negeri
  • Transfer payment bersih yang diterima dari luar negeri.
 Ekspor dapat menghasilkan valuta asing dan pada transaksi berjalan berada pada sisi kredit (+). Sebaliknya, impor menggunakan valuta asing dan pada transaksi berjalan berada pada sisi debit (-). Sementara yang disebut neraca perdagangan adalah perbedaan antara ekspor barang dan jasa suatu negara dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Defisit perdagangan terjadi ketika impor suatu negara lebih besar daripada ekspornya.

Pendapatan investasi berasal dari kepemilikan aset asing yang meliputi dividen, bunga, hasil sewa dan keuntungan yang dibayarkan kepada pemilik aset. Transfer payment bersih merupakan selisih antara pembayaran yang berasal dari suatu negara kepada negara lain terhadap pembayaran yang diterima negara tersebut dari negara lain.
Neraca pada transaksi berjalan merupakan penjumlahan dari ekspor bersih barang, ekspor bersih jasa, pendapatan investasi bersih dan transfer payment bersih. Hal ini menunjukkan perbandingan antara banyaknya pengeluaran yang dilakukan oleh suatu negara relatif terhadap hasil yang diperoleh negara tersebut. Untuk setiap transaksi yang tercatat pada transaksi berjalan, terdapat transaksi tercatat sebagai transaksi modal. Transaksi modal ini mencatat perubahan yang terjadi atas aset dan pasiva.
Dengan asumsi tidak ada kesalahan, neraca pada transaksi modal sama dengan negatif neraca pada transaksi berjalan. Jika transaksi modal menunjukkan angka yang positif, maka perubahan aset asing yang berada pada negara tersebut lebih besar dari perubahan aset yang dimiliki negara tersebut di luar negeri. Hal ini menunjukkan menurunnya kekayaan bersih yang dimiliki negara tersebut. Kekayaan bersih yang dimiliki sebuah negara merupakan penjumlahan dari neraca transaksi berjalan pada tahun-tahun yang telah terlampaui.
Pengeluaran agregat yang direncanakan dalam persamaan ekonomi terbuka adalah sebagai berikut:


KESEIMBANGAN EKONOMI EMPAT SEKTOR
            Berdasarkan uraian dalam keseimbangan ekonomi dua sektor dan keseimbangan tiga sektor dapat dipahami tentang bagaimana tingkat kegiatan ekonomi suatu negara ditentukan. Akan tetapi analisa mengenai penentuan kegiatan ekonomi negara tersebut belum sesuai dengan realita yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam perekonomian.
Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam penentuan keseimbangan pendapatan nasional, maka analisis mengenai kegiatan ekonomi dalam suatu negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam realitas. Maka dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya, perekonomian dapat dibedakan dalam empat sektor yaitu ditambah dengan sektor luar negeri dimana kegiatan ekspor dan impor dijalankan.  
Dalam perekonomian empat sektor disebut juga sebagai perekonomian terbuka karena kegiatannya tidak lagi berkecimpung hanya  dalam negeri tetapi sudah melakukan hubungan kerja sama dalam perdaganga luar negeri yakni kegiatan ekpor dan impor.
Komponen Pengeluaran Agregat.
Berdasarkan aliran-aliran  pendapatan ke atas produksi sektor perusahaan dan ke atas barang impor maka dapat disimpulkan bahwa dalam ekonomi terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran yaitu:

  1. Konsumsi rumah tangga ke atas barang yang dihasilkan di dalam negeri (Cdn).
  2.  Pengeluaran  pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh dalam negeri (G).
  3. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa.
  4. Ekspor yaitu pembelian oleh negara lain ke atas barang buatan di dalam negeri (X).
  5. Barang impor, yaitu barang dibeli dari luar negeri (M).
Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat. Dengan demikian keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian empat sektor adalah: Penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat (Y=AE), atau

Y = C + I + G + (X – M)
dan secara suntikan-bocoran
I + G + X = S + T + M


Keseimbangan Perekonomian Terbuka Dalam Contoh Aljabar.
Dalam suatu perekonomian terbuka cirri fungsi konsumsi rumah tangga, pajak pemerintah, pengeluaran pemerintah, investasi, ekspor dan impor adalah sebagai berikut:

a) Fungsi penggunaan adalah C = 500 + 0,8Yd.
b) Pajak adalah 25 persen dari pendapatan nasional (T = 0,25Y).
c) Investasi swasta bernilai I = 500, dan pengeluaran pemerintah bernilai G = 1000.
d)  Ekspor bernilai X = 800 ketika impor adalah 10% dari pendapatan nasional (M = 0,1Y).
Selanjutnya diasumsikan dalam perekonomian terbuka ini akan mencapai tingkat kesempatan kerja penuh pada pendapatan nasional sebanyak 6000. Berasarkan pemisalan yang dinyatakan di atas maka selesaikan beberapa pertanyaan berikut:

1. Tentukan fungsi konsumsi sebagai fungsi dari Y!
2. Tentukan pendapatan nasional pada keseimbangan!
3.  Untuk mencapai kesempatan kerja penuh, perubahan yang bagaimanakah perlu dibuat jika apabila:
          a)      Pajak saja yang diturunkan!
          b)      Pengeluaran pemerintah saja yang dinaikkan!
4.  Nyatakan kedudukan budget pemerintah pada keseimbangan awal dan pada kesempatan kerja penuh! Nyatakan fungsi pajak yang baru!
5.  Adakah ekspor selalu melebihi impor pada kedua keseimbangan tersebut?
6. Tentukan nilai multiplier dalam perekonomian terbuka tersebut!



Penghitungan dan Jawaban.
1. Fungsi Konsumsi sebagai Fungsi dari Y:
            C = 500 + 0,8Yd
            C = 500 + 0,8 (Y – T)
            C = 500 + 0,8 (Y – 0,25Y)
            C = 500 + 0,6Y
2. Pendapatan Nasioanl pada Keseimbangan:
            Y = C + I + G + (X – M)
            Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1000 + (800 – 0,1Y)
            Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1000 + 800 – 0,1Y
            Y = 2800 + 0,5Y
       0,5Y = 2800
            Y = 5600
3. Perubahan untuk Mencapai Kesempatan Kerja Penuh:
1)     Dengan menurunkan pajak. Oleh karena formula multiplier tidak diketahui, perubahan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh tidak dapat ditentukan dengan menggunakan formula multiplier. Oleh karena itu nilai pajak pada kesempatan kerja penuh    perlu dihitung dengan memisalkan pajak yang diterima pada kesempatan kerja penuh adalah T0 dan seterusnya menyelesaikan persamaan keseimbangan pada pendapatan nasional = 6000 (pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh)

                                    Y = C + I + G + (X – M)
                          6000 = 500 + 0,8Yd + 500 + 1000 + (800 – 0,1Y)
                          6000 = 500 + 0,8 (Y – T0) + 500 + 1000 + 800 – 0,1Y
                          6000 = 2800 + 0,8Y – 0,8T0 – 0,1Y
                          6000 = 2800 + 0,8 (6000) – 0,8T0 – 0,1 (6000)
                          6000 = 2800 + 4800 – 0,8T0 – 600
                           0,8T0 = 1000
                          T0 = 1250

Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6000 jumlah pajak adalah:

T = 0,25Y
T = 0,25 (6000)
T = 1500

Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan kerja penuh, pajak yang diterima adalah 1250, manakala tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah 1500. Dengan demikian untuk mencapai kesempatan kerja penuh pajak diturunkan sebanyak 1500 – 1250 = 250.

2)     Dengan menambah pengeluaran pemerintah. Apabila pengeluaran pemerintah       ditambah perlulah dimisalkan jumlah pengeluaran pemerintah yang baru, misalnya sebesar G0. Nilai G0 ini dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan:

Y = C + I + G (X – M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + G0 + 800 – 0,1Y
                     6000 = 500 + 0,6 (6000) + 500 + G0 + 800 – 0,1(6000)
                     6000 = 500 + 3600 + 500 + G0 + 800 – 600
                       G0 = 6000 – 4800
                       G0 = 1200

Sehingga untuk mencapai kesempatan kerja penuh, pengeluaran pemerintah perlu ditambah sebanyak 1200 – 1000 = 200.

4. Budget Pemerintah dan Fungsi Pajak:
Pada Keseimbangan  Asal. Pada keseimbangan asal (Y = 5600), pajak adalah sebesar T = 0,25Y  = 0,25 (5600) = 1400. Pengeluaran pemerintah adalah G = 1000. Maka pengeluaran pemerintah mengalami surplus yankni sebanyak 1400 – 1000 = 400.
Kasus pengurangan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Pajak telah berkurang sebesar 1250. Manakala pengeluaran pemerintah tetap 1000 maka pengeluaran pemerintah mengalami surplus, yakni sebanyak T – G = 1250 – 1000 = 250.
Kasus menambah pengeluaran pemerintah untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Dalam perhitungannya pengeluaran pemerintah meningkat 1200. Oleh karena tiada perubahan dalam  fungsi pajak, yakni tetap T = 0,25Y maka pada Y = 6000, pajak yang diterima adalah T =  0,25 (6000) = 1500. Sehingga budget pemerintah surplus sebanyak T –  G = 1500 – 1200 = 300.
Fungsi pajak yang baru. Apabila kesempatan kerja penuh dicapai dengan mengurangi pajak secara sekaligus, fungsi pajak akan berubah menajdi T = T0 + 0,25Y.
Dalam kasus pengurangan pajak diperoleh 1250 maka dapat membantu menentukan nilai T0 yaitu:
                         T = T0  = 0,25Y
      1250 = T0 + 0,25 (6000)
                       T0 = 1250 – 1500
                       T0 = – 250 
            Dengan demikian fungsi pajak yang baru adalah T = – 250 + 0,25Y.

5. Keseimbangan Ekspor dan Impor:
Pada keseimbangan asal Y = 5600. Impor adalah M = 0,1Y = 0,1 (5600) = 560.     Maka ekspor lebih besar (800) dari impor. Maka terdapat surplus dalam neraca perdagangan.
Pada Y = 6000. Impor adalah 0,1Y = 0,1 (6000) = 600. Maka ekspor tetap lebih besar (800) dari impor. Dan ini menunjukkan bahwa pada kesempatan kerja penuh terdapat surplus dalam neraca perdagangan.

6. Nilai Multiplier:
Dalam penghitungannya pertambahan pendapatan nasional adalah 6000 – 5600  = 400. Sedangkan pengeluaran pemerintah yang diperlukan untuk menambah pendapatan nasional adalah 200 (naik dari 1000 menjadi 1200). Dengan demikain dalam perekonomian yang diasumsikan ini, nilai multiplier adalah: 400 / 200 = 2.

Multiplier dalam Perekonomian Terbuka.
Penghitungan multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil daripada perekonomian tertutup. Dan keadaan ini selalu berlaku karena impor selalu diasumsikan secara proporsional dari pendapatan nasional (M = mY).
Mengacu pada kasus perekonomian terbuka di atas diketahui C = 500 + 0,8Yd. Dan T = 0,25Y sedangkan I = 500 dan G = 1000 maka dalam perekonomian tertutup ini nilai multipliernya:

Mtp =         1           =              1                =      1      =  2,5
           1 – b (1 – t)      1 – 0,8 (1 – 0,25)     0,4

Dan ini menunjukkan bahwa nilai nilai multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil yakni 2 dari nilai multiplier dalam perekonomian tertutup yakni sebesar 2,5.
Persamaan Mulitplier Perekonomian Terbuka
Multiplier adalah nisbah pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluaran agregat. Dengan demikian multiplier dalam perekonomian dengan sistem pajak proporsional:
Mtp =     Î”Y     = _____1_______  
              ΔX         1 – b (1 – t) + m                   

Dan multiplier dengan sistem pajak tetap adalah: Mtp =       1____  
                                                                                             1 – b  + m

Impor dan Ekspor serta Efek Umpan Balik dari Perdagangan
Faktor-faktor dari impor adalah sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan perilaku investasi. Pengeluaran dalam impor tergantung pada harga relatif produk domestik dan barang yang dihasilkan oleh luar negeri. Efek umpan balik dari perdagangan adalah kecenderungan untuk peningkatan kegiatan ekonomi satu negara ke negara di seluruh dunia yang mengakibatkan peningkatan kegiatan ekonomi, yang kemudian memberikan umpan-balik ke negara tersebut. Ketika harga-harga ekspor mengalami kenaikan pada suatu negara, dan tanpa ada perubahan dalam nilai tukar, maka harga impor negara yang lain meningkat. Efek umpan balik dari harga adalah suatu proses di mana kenaikan harga dalam negeri pada suatu negara mendapatkan feed-back pada negara tersebut melalui harga ekspor dan impor. Inflasi adalah hal yang memungkinkan untuk diekspor.
Tabel 13.1
Ekspor Indonesia Kebeberapa Negara Tujuan Thn 2000-20008
Dalam ( US $ Juta Dolar) Negara Tujuan

Nilai Ekspor Menurut Negara Tujuan Utama (Nilai FOB: juta US$),  2000-2015







Negara Tujuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
ASIA






ASEAN
33.347,5
42.098,9
41.829,1
40.630,0
39.668,1
33.577,0
Thailand
4.566,6
5.896,7
6.635,1
6.061,9
5.783,1
5.507,3
Singapura
13.723,3
18.443,9
17.135,0
16.686,3
16.728,3
12.632,6
Filipina
3.180,7
3.699,0
3.707,6
3.817,0
3.887,8
3.921,7
Malaysia
9.362,3
10.995,8
11.278,3
10.666,6
9.730,0
7.630,9
Myanmar
284,2
359,5
401,6
556,4
566,9
615,7
Kamboja
217,7
259,5
292,2
312,4
415,8
429,7
Brunei Darussalam
61,0
81,7
81,8
122,7
100,3
91,2
Laos
5,5
8,6
23,8
5,8
4,6
7,7
Vietnam
1.946,2
2.354,2
2.273,7
2.400,9
2.451,3
2.740,2







Jumlah













Catatan:






r) Angka diperbaiki






1) Berdasarkan Keppres No.12/2014 tentang penggunaan kata Tiongkok untuk menggantikan kata Cina
Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB)



Dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia






Perekonomian Terbuka dengan Nilai Tukar Mata Uang yang Flexibel Nilai tukar mata uang yang mengambang, atau ditentukan oleh pasar, adalah nilai tukar mata uang yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar. Pergerakan nilai tukar memiliki dampak penting pada impor, ekspor, dan pergerakan modal antar negara.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang
Hukum satu harga menyatakan jika biaya transportasi kecil, harga barang sejenis pada negara yang berbeda kurang lebih sama. Jika rendahnya suatu harga berlaku untuk semua barang, dan jika tiap negara mengkonsumsi barang yang sama, nilai tukar mata uang antara dua jenis mata uang akan ditentukan oleh tingkat harga relatif yang berlaku di kedua negara. Teori yang menyatakan bahwa nilai tukar mata uang diatur sedemikian rupa sehingga harga barang di negara yang berbeda bisa sama disebut teori paritas daya beli.
Tingkat inflasi yang tinggi pada suatu negara relatif terhadap negara lain, memberikan tekanan pada nilai tukar mata uang kedua negara. Selain itu terdapat kecenderungan umum kedua jenis mata uang tersebut terdepresiasi. Kenyataan bahwa tingkat bunga sebuah negara terkait relatif dengan tingkat bunga negara lain merupakan sebuah faktor yang menentukan nilai tukar mata uang.
Ketika mata uang suatu negara terdepresiasi, harga impor mengalami kenaikan dan harga ekspor yang harus dibayarkan negara tersebut (dalam mata uang asing) mengalami penurunan. Depresiasi pada mata uang suatu negara dapat menjadi rangsangan bagi perekonomian.



No comments:

Post a Comment

SOAL UAS GENAP EKONOMI MAKRO

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan Inflasi dan pengangguran? Jawaban Pengangguran dan inflasi merupakaan permasalahan ekonomi...