Yang
akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
- Pengertian output dan pengeluaran agregat.
- Menjelaskan komponen-komponen pengeluaran agregat pada perekonomian tertutup seperti konsumsi, tabungan, investasi, dan beberapa hal yang mempengaruhi besarnya pengeluaran agregat.
- Menjelaskan penentuan pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian tertutup. Dan multiplier pendapatan nasional.
- Output Agregat atau Pendapatan Agregat
Pengertian output agregat adalah
jumlah seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam suatu
perekonomian pada suatu periode tertentu. Pendapatan agregat adalah total
pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi pada suatu periode
tertentu.
Output
atau pendapatan agregat (Y) adalah istilah kombinasi yang digunakan untuk
mengingatkan kembali persamaan antara output agregat dan pendapatan agregat.
Sedangkan pengertian output riil
yaitu output yang didasarkan kepada jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang di
produksi bukan berdasarkan sirkulasi nilai uangnya.
Pendapatan,
Konsumsi dan Tabungan (Y, C, S)
Sebuah
rumah tangga dapat melakukan dua hal dengan pendapatan yang dimilikinya yaitu
rumah tangga tersebut dapat membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dapat di
konsumsi. Atau rumah tangga tersebut dapat menabungkan pendapatannya.
Pengertian
tabungan adalah bagian dari pendapatan rumah tangga yang tidak di konsumsi
dalam suatu periode tertentu. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan identitas
sebagai berikut:
S = Y – C
Dimana
:
S
adalah tabungan rumah tangga
Y
adalah pendapatan rumah tangga
C
adalah konsumsi rumah tangga
Yang
dimaksud dengan tabungan, bukanlah tabungan yang terakumulasi
dengan
pendapatan pada periode tertentu yang tidak digunakan untuk pengeluaran
konsumsi. sedangkan yang dimaksud dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga
adalah bagaimana keputusan rumah tangga menentukan berapa banyak atau berapa
besar pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi barang dan jasa dalam periode
tertentu. Konsumsi agregat adalah seluruh jumlah pengeluaran konsumsi rumah
tangga untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Beberapa
hal yang menentukan konsumsi agregat antara lain adalah:
1.
Pendapatan rumah tangga
2.
Kekayaan rumah tangga
3.
Tingkat suku bunga
4.
Harapan-harapan rumah tangga terhadap masa depan
Perubahan fungsi konsumsi dapat
berupa perubahan sepanjang kurva tersebut dan perubahan dalam bentuk pergeseran
kurva konsumsi. Perubahan sepanjang kurva konsumsi sebagai pengaruh dari
pendapatan rumah tangga. Sementara pergeseran kurva konsumsi dipengaruhi oleh
kekayaan, tingkat harga, tingkat suku bunga, dan harapan runah tangga terhadap
pendapatan masa depan.
Kenaikan kekayaan rumah tangga akan
menggeser kurva konsumsi ke atas. Artinya, semakin besar kekayaan yang dimiliki
oleh rumah tangga pengeluaran konsumsinya akan semakin tinggi, dan sebaliknya.
Jika
tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan bentuk uang yang tetap
menyebabkan konsumsi rumah tangga akan turun atau bergeser ke bawah. Sebaliknya
jika tingkat harga turun dengan kekayaan uang yang jumlahnya tetap, konsumsi
akan naik atau bergeser ke atas.
Pengaruh tingkat suku bunga semakin
tinggi tingkat suku bunga, kecenderungan menabung akan meningkat sehingga
pengeluaran konsumsi akan menurun. Kurva konsumsi bergeser ke kanan. Dan
sebaliknya jika tingkat suku bunga turun kecenderungan menabung juga turun
konsumsi akan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan pergeseran kurva konsumsi
ke atas.
Harapan terhadap masa depan terutama
harapan terhadap pendapatan di masa depan. Jika harapan penerimaan pendapatan
di masa depan besar maka konsumsi akan naik atau kurva konsumsi bergeser ke
atas. Dan sebaliknya jika harapan memperoleh pendapatan di masa depan turun
maka pengeluaran konsumsi juga akan turun atau kurva konsumsi bergeser ke
bawah.
Menurut Keynes, konsumsi rumah
tangga secara langsung berhubungan dengan pendapatan rumah tangga.
Pengertian
fungsi konsumsi adalah hubungan antara konsumsi dan pendapatan yang dapat
dijelaskan pada gambar:
Gambar 4.1 Kurva Fungsi Konsumsi
Pendapatan
rumah tangga (Y)
Untuk
menyederhanakan kita asumsikan bahwa titik di dalam fungsi agregat bila
dihubungkan dengan pendapatan, maka bentuk fungsi konsumsinya adalah garis
lurus.
Dimana:
C = a + bY
Arah
dari fungsi konsumsi yaitu b disebut pula sebagai Marginal Propensity to
Consume (MPC) yang merupakan perubahan konsumsi akibat perubahan pendapatan.
Nilai dari MPC selalu positif tetapi lebih kecil dari 1.
Jika
fungsi konsumsi agregat dinyatakan dengan C = 100 + 0,75Y maka fungsi tersebut
dapat digambarkan dalam gambar 4.3.
Gambar
4.3 Kurva Fungsi Konsumsi Agregat (C = 100 + 0,75Y)
Dari
gambar 4.3 tersebut jika pendapatan nasional sama dengan 0 maka konsumsi
sebesar Rp 100 miliar atau ini yang disebut a. Setiap kenaikan pendapatan Rp
100 miliar konsumsi akan mengalami kenaikan Rp 75 miliar menjadi seperti gambar
4.4.
Gambar
4.4 Fungsi Konsumsi Agregat Setelah Perhitungan
Sebagaimana
disebutkan di bagian muka pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan
tabungan. Bagian dari perubahan pendapatan yang digunakan untuk tabungan
disebut Marginal Propensity to Save (MPS).
MPC + MPS =
1
Persamaan umum fungsi tabungan
adalah:
S = -a +
(1-b)Y
berdasarkan
contoh pada fungsi tabungan di atas S = -100 + 0,25Y. Fungsi tabungan ini
tampak pada gambar 4.5.
Hubungan
antara pendapatan Y, konsumsi C dan tabungan S terdapat pada tabel 4.1.
Investasi
Investasi merupakan
pembelian-pembelian oleh perusahaan-perusahaan dalam bentuk gedung-gedung baru,
peralatan baru, penambahan persediaan, dan bentuk lain dari stok modal.
Sebuah komponen dari investasi yaitu
perubahan persediaan ditentukan oleh berapa banyak rumah tangga yang memutuskan
untuk membeli dan hal tersebut di luar pengawasan perusahaan. Perubahan
persediaan dapat dihitung sebagai berikut:
Perubahan
Persediaan = Produksi – Penjualan
Merencanakan
Investasi (I)
Merencanakan
investasi adalah tambahan stok kapital atau persediaan yang direncanakan oleh
perusahaan-perusahaan. Investasi aktual adalah jumlah aktual dari investasi
termasuk perubahan persediaan yang tidak direncanakan oleh perusahaan.
Dari
gambar 4.6 kita asumsikan sebuah investasi yang tetap. Investasi tersebut tidak
tergantung pada pendapatan berapa pun pendapatan investasi tidak mengalami
perubahan. Ketika suatu variabel seperti investasi yang direncanakan tidak
tergantung kepada tingkat perkembangan ekonomi disebut sebagai variabel
investasi otonom.
Pengeluaran
Agregat yang Direncanakan (AE)
Untuk
menentukan besarnya pengeluaran agregat (AE) kita tambahkan pengeluaran
konsumsi (C), pengeluaran investasi yang
Pengeluaran
agregate direncanakan, C+I (miliaran rupiah) direncanakan (I) pada setiap
tingkat pendapatan. Dalam ekonomi makro yang dimaksud keseimbangan di pasar
barang adalah titik di mana pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan
agregat output.
Keseimbangan:
Pengeluaran
agregat direncanakan AE = C + I
Keseimbangan:
Y = AE, atau Y = C + I
Ketidakseimbangan:
Y
> C + I
Output
agregat > Pengeluaran agregat direncanakan
Persediaan
Investasi lebih besar daripada yang direncanakan.
Investasi
aktual lebih besar daripada yang direncanakan.
C
+ I > Y
Pengeluaran
agregat direncanakan > Output agregat
Persediaan
Investasi lebih sedikit daripada yang direncanakan.
Tidak
ada persediaan untuk investasi yang direncanakan.
Gambar
4.8 Keseimbangan Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE)
Turunnya
investasi yang tidak direncanakan: output meningkat
Meningkatnya
investasi yg tidak direncanakan: output turun
Pengeluaran
agregat direncanakan (AE = C + I)
Titik
Keseimbangan Y= C+ I
Pengeluaran
Agregat yang direncanakan dan Mencari Equilibrium
(semua
dalam miliaran Rupiah) Berdasarkan Hitungan C=100+75Y
Mengemukan
keseimbangan agregat output dengan pengeluaran agregat (Y = AE) secara aljabar
Jika
diketahui:
(1)
Persamaan identitas output agregat: Y = C + I
(2)
Fungsi konsumsi: C = 100 + 0,75Y
(3)
Fungsi investasi: I = 25
Carilah
besarnya nilai output keseimbangan!
Y
= 100 + 0,75Y + 25
Y
– 0,75Y = 100 + 25
Y
– 0,75Y = 125
0,25Y
= 125
Y
= 500
Dari
perhitungan aljabar di atas keseimbangan output agregat dan pengeluaran agregat
ketika output agregat (pendapatan agregat, Y) sebesar 500. Pendekatan yang
kedua untuk mendapatkan keseimbangan output dengan menggunakan persamaan S = I,
yaitu output agregat akan menjadi sama dengan pengeluaran agregat hanya jika
tabungan = investasi yang direncanakan (S = I). Dengan perhitungan sebagai
berikut:
S
– 100 + 0,25Y = 25
0,25
Y = 125
Y
= 500
Multiplier
(Pengganda)
Suatu
penambahan investasi akan menyebabkan output mengalami kenaikan. Tambahan
investasi meningkatkan pendapatan, menaikkan konsumsi dan tabungan. Multiplier
dari investasi otonom digambarkan sebagai pengaruh dari investasi awal di dalam
produksi, pendapatan, pengeluaran konsumsi, dan keseimbangan pendapatan.
Besar
kecilnya koefisien multiplier tergantung pada kemiringan (slope) dari garis
pengeluaran agregat yang direncanakan.
MPS
dapat dituliskan sebagai berikut:
Karena
ΔS harus sama dengan ΔI sehingga dapat disubstitusikan ΔI untuk ΔS, sehingga
persamaannya menjadi:
Di
mana:
Contoh
mulitiplier jika diketahui fungsi konsumsi C=100+0,75Y, investasi otonom
periode pertama sama dengan 25. Investasi pada periode kedua sama dengan 35.
Carilah perubahan output (income) agregat akibat perubahan besarnya investasi
dari periode pertama ke periode kedua.
Jawab:
Paradoks Hemat
Yaitu suatu gejala di mana rumah
tangga-rumah tangga merencanakan untuk menabung dari pendapatannya dalam jumlah
yang besar. Hal ini akan menurunkan konsumsi dan menurunkan pengeluaran agregat
sehingga pendapatan agregat akan turun pula. Pada akhirnya masyarakat akan
mengkonsumsi lebih rendah dan tidak mampu menabung dalam jumlah yang besar.
Pengeluaran agregat pada
perekonomian Indonesia berdasarkan harga konstan di mana pengeluaran agregat
mengikuti model perekonomian tertutup meliputi variabel konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, investasi swasta, perkembangannya selama tahun 2000-2008
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga Investasi
Swasta dan Konsusmsi Pemerintah Thn 2000-2008 atas Dasar Harga Konstan
Tahun
|
Konsumsi RT
C
|
Konsumsi Pemerintah
G
|
Investasi Swasta
I
|
2006
|
856.798
|
90.780
|
296.020
|
2007
|
856.736
|
97.646
|
326.452
|
2008
|
920.720
|
110.334
|
320.670
|
2009
|
950.593
|
121.404
|
355.428
|
2010
|
1000.419
|
126.249
|
379.965
|
2011
|
1043.805
|
134.626
|
427.009
|
2012
|
1076.928
|
147.564
|
432.746
|
2013
|
1130.847
|
153.310
|
441.857
|
2014
|
1191.191
|
169.297
|
497.055
|
Hallo kak maaf mau tanya ini sumber bukunya apa ya ? Makasih :)
ReplyDelete