Search This Blog

Wednesday, May 6, 2020

KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah, bank sentral dan otoritas moneter yang pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang melalui pengaturan jumlah uang beredar dan suku bunga.



Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung .
Kebijakan moneter langsung adalah kebijakan dimana pemerintah langsung campur tangan dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan sedangkan kebijakan moneter tidak langsung adalah kebijakan dimana dilakukan oleh Bank sentral dengan cara mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
  1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy, dalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar; dan
  2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy, adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Jenis – jenis kebijakan moneter
  1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation), Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
  2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate), Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
  3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
  4. Himbauan Moral (Moral Persuasion), Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Dari ulasan di atas maka jelas instrumen kebijakan moneter meliputi jumlah uang beredar dan tingkat bunga. Bentuk kebijakan moneter terhadap output dapat dilihat melalui kurva LM. Kurva LM (Liquidity Money adalah kurva yang menghubungkan antara tingkat bunga dan output. Berikut adalah bentuk dari kurva LM. Kebijakan moneter baik yang ekspansif maupun yang kontraktif akan menyebabkan pergeseran pada kurva LM.

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur tingkat pertumbuhan dan peredaran uang di dalam suatu negara. Variabel makroekonomi utama yang diatur oleh kebijakan moneter adalah inflasi dan pengangguran. Cara-cara yang menjadi ciri khas kebijakan moneter adalah pengaturan suku bunga, transaksi jual dan beli sekuritas pemerintah, dan pengubahan jumlah uang tunai yang beredar di pasar.
Bank sentral atau badan negara pengatur keuangan seperti Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas perumusan kebijakan moneter. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah manajemen inflasi, manajemen pengangguran, dan penjagaan nilai tukar mata uang.
Bank Sentral adalah aktor utama dalam pelaksanaan kebijakan moneter secara langsung dan tidak langsung. Contoh dari kebijakan moneter langsung adalah mencetak uang baru, membekukan saldo perusahaan swasta/negara, merombak sistem penbankan, mengambil alih urusan perbankan/perkreditan, dan masih banyak lagi.
Bank sentral ikut serta dalam peredaran uang dan lalu lintas kredit perbankan. Sedangkan contoh kebijakan politik moneter tidak langsung adalah memberikan pengaruh kepada pemberian kredit oleh dunia perbankan. Pengaturan uang beredar dalam masyarakat dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.

Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan utama dari kebijakan ini adalah manajemen inflasi atau pengangguran, dan pemeliharaan nilai tukar mata uang. berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:

  1. Inflasi, Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi masalah ini.
  2. Pengangguran, Kebijakan moneter akan mempengaruhi tingkat pengangguran dalam suatu negara. Sebagai contoh, kebijakan  ekspansif umumnya mengurangi pengangguran karena pasokan uang yang lebih tinggi merangsang kegiatan bisnis yang mengarah pada perluasan pasar kerja.
  3. Nilai tukar mata uang, Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai tukar antara mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan mata uang negara lain.

Instrumen Kebijakan Moneter
Bank-bank sentral menggunakan berbagai instrumen untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. instrument yang banyak digunakan meliputi:
  1. Penyesuaian tingkat suku bunga, Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto. Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank meningkat. Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.
  2. Penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM), Bank sentral biasanya mengatur jumlah giro wajib minimum yang harus dipegang oleh bank komersial. Giro Wajib Minimum (GWM) sendiri adalah simpanan minimum yang wajib diperlihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi semua bank. Dengan mengubah jumlah yang diperlukan, bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang beredar di pasar. Jika bank sentral meningkatkan giro wajib minimum, bank komersial hanya akan menyediakan sedikit uang tunai untuk diberikan kepada pelanggan dan dengan demikian, suplai uang menurun.
  3. Operasi pasar terbuka, Bank sentral dapat membeli atau menjual surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Misalnya, bank sentral dapat membeli obligasi pemerintah. Akibatnya, bank akan memperoleh lebih banyak uang untuk meningkatkan pinjaman dan uang beredar dalam pasar.

Jenis Kebijakan Moneter

Berdasarkan tujuannya, ada 2 kebijakan moneter yang biasa dipakai banyak negara, yaitu kebijakan ekspansi dan kebijakan kontraktif. Berikut adalah penjelasan dari 2 jenis kebijakan tersebut :

  1. Kebijakan Ekspansif, Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan uang dalam perekonomian dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank-bank sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk bank. Bersamaan dengan itu, kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis dan kegiatan belanja konsumen. Tujuan keseluruhan dari kebijakan moneter ekspansif adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun resikonya, kebijakan ini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.
  2. Kebijakan Kontraktif, Tujuan dari kebijakan moneter kontraktif adalah untuk mengurangi jumlah uang beredar dalam perekonomian. Ini dapat dicapai dengan menaikkan suku bunga, menjual obligasi pemerintah, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan kontraksi digunakan ketika pemerintah ingin mengendalikan tingkat inflasi.

Perbedaan Kebijakan Moneter dan Fiskal




Contoh Penerapan Kebijakan:

Kebijakan Suku Bunga
Kebijakan suku bunga membuat penawaran uang (money supply) naik atau turun sesuai permintaan masyarakat terhadap uang pada tingkat bunga tertentu. Bank Indonesia sebagai bank sentral mencetak uang sesuai permintaan uang pada masyarakat agar tingkat suku bunga yang telah ditargetkan oleh Bank Indonesia dapat tercapai.
Pada saat permintaan uang meningkat, Bank Indonesia akan menambah penawaran uang yang beredar. Jika permintaan uang masyarakat berkurang maka jumlah uang yang beredar akan dikurangi.

Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat akan bertambah jika permintaan uang meningkat. Kebijakan Bank Sentral tentang penetapan suku bunga pada kondisi permintaan uang oleh masyarakat yang meningkat maka penawaran uang meningkat sehingga tingkat bunga tidak berubah.
Berbeda dengan suku bunga, penawaran (jumlah uang beredar) mengakibatkan bank sentral harus mengurangi kelebihan uang tanpa menghiraukan suku bunga jangka pendek. Hal ini menyebabkan suku bunga bergerak sesuai dengan permintaan uang.
Peningkatan pendapatan masyarakat akan membuat permintaan uang juga bertambah. Hal ini terjadi karena bank sentral menetapkan kebijakan jumlah uang beredar sehingga suku bunga naik. Kebijakan moneter meliputi tingkat bunga, kredit, inflasi, dan sebagainya yang berpengaruh kepada sektor rill seperti investasi dan konsumsi.
Kebijakan moneter akan memengaruhi kegiatan ekonomi makro yang secara tidak langsung juga memengaruhi kegiatan mikro. Bank Indonesia sebagai pengatur kondisi moneter menggunakan instrumen kebijakan moneter seperti operasi pasar terbuka, politik diskonto, cadangan minimum, dan kegiatan pinjam meminjam yang memengaruhi jumlah uang beredar.



Pelajari Juga Materi Berikut:

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG

1 comment:

SOAL UAS GENAP EKONOMI MAKRO

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan Inflasi dan pengangguran? Jawaban Pengangguran dan inflasi merupakaan permasalahan ekonomi...